Pages

Rabu, 08 Januari 2014

KAJIAN KITAB PARARATON


     1.      Kenapa dinamakan sebagai Koiab Pararaton?

            Kitab tersebut dinakmakan sebagai kitab Pararaton karena kitab tersebut berisi tentang sejarah para raja Singasari dan Majapahit yang menguasai Jawa. Dalam bahasa Sanskerta Pararon berarti "kitab raja-raja". Kitab Pararon ini juga dikenal dengan nama "Pustaka Raja".  Kitab Pararton sendiri agaknya memiliki motif yang hampir sama dengan kitab-kitab Zaman dahulu seperti Babab Tanah Jawi, yaitu sebagai alat legitimasi kesuasaan, mengingat di dalam Kitab ini raja diindikasikan sebagai keturunan dan rengkarnasi dewa-dewa.

            Jadi secara singkat kitab itu dinamakan sebagai kitab Pararon karena didalamnya berisi kisah-kisah penguasa (raja-jara Jawa) yang secara garis keturunan lahir dari darah Ken Angrok baik itu raja-raja Singasari maupun  raja-raja Majapahit. Tidak diketahui siapa penulis kitab Pararton ini.

      2.      Ceritakan kembali isi pararon! 

Kitab Pararaton merupakan satu diantara sekian banyak kitab Jawa  Kuna yang tergolong baru. Kitab ini tampil sebagaia kitab Jawa yang mencritakan tentang  asal usul berdirinya kerajaan Singasari yang dipimpin oleh ken Angrok (Ken Arok). Pararaton diawali dengan cerita mengenai inkarnasi Ken Angrok, yaitu tokoh pendiri kerajaan Singhasari yang rela dirinya dijadikan kurban persembahan (bahasa Sanskerta: yadnya) kepada dewa penjaga pintu neraka, untuk mendapatkan keselamatan atas kematian. Sebagai balasannya, Ken Angrok mendapat karunia dilahirkan kembali sebagai raja Singhasari, dan di saat kematiannya akan masuk ke dalam surga Wisnu.

Janji tersebut kemudian terlaksana. Ken Angrok dilahirkan oleh Brahma melalui seorang wanita yang bernama Ken Endok dari dusun Pangkur yang baru saja menikah dengan Gajah Para, namun akhirnya Gajah para sendiri meninggal. Ibunya meletakkan Ken Angrok di atas sebuah kuburan ketika baru saja melahirkan; dan tubuh Ken Angrok yang memancarkan sinar menarik perhatian Ki Lembong, seorang pencuri yang kebetulan lewat. Ki Lembong mengambilnya sebagai anak dan membesarkannya, serta mengajarkannya seluruh keahliannya. Ken Arok kemudian terlibat dalam perjudian, perampokan dan pemerkosaan. Dalam naskah disebutkan bahwa Ken Arok berulang-kali diselamatkan dari kesulitan melalui campur tangan dewata. Disebutkan suatu kejadian di Gunung Kryar Lejar, dimana para dewa turun berkumpul dan Batara Guru menyatakan bahwa Ken Arok adalah putranya, dan telah ditetapkan akan membawa kestabilan dan kekuasaan di Jawa.

Pendahuluan Pararaton kemudian dilanjutkan dengan cerita mengenai pertemuan Ken Arok dengan Lohgawe, seorang Brahmana yang datang dari India untuk memastikan agar perintah Batara Guru dapat terlaksana. Lohgawe kemudian menyarankan agar Ken Arok menemui Tunggul Ametung, yaitu penguasa Tumapel. Setelah mengabdi berberapa saat, Ken Arok membunuh Tunggul Ametung untuk mendapatkan istrinya, yaitu Ken Dedes; sekaligus tahta atas kerajaan Singhasari.

Berdirinya kejaraan Singasari Ini dipenuhi dengan kisah-kisah tragis yang memakan korban. Berawal dari Tunggul Amatung yang melarikan ken Dedes , dan dilanjutkan dengan kisah pembunuhan Mpu Gandring olej Ken Anggrok, yang kemudian berbuah kutukan pada anak-cucu Ken Angrok bahwa tujuh raja akan mati oleh keris itu.

Setelah membunuh Mpu Gendring, Ken Angrok yang berambisi merebut ken Dedes terlebih dahulu membunuh Tunggul Ametung dengan menggunakan keris buatan Mpu Gendring dengan menjadikan Kebo Ijo sebahai kambing hitam dan berhasil mempersuning Ken Dedes, perempuan cantik yang ditakdirkan menurunkan raja-raja yang berkuasa di tanah Jawa. Siapa yang berhasil mempersuntingnya, akan mampu menduduki puncak sebuah dinasti yang berkauasa berabad-abad. Dan Ken Angrok telah melakukannya meskipun ia harus menerima kutukan Mpu Gendring. 

Ken Angrok dapat dikatakan sebagai pangkal keturunan raja-jara Majapahit. Oleh karena itu sebagian kitab pararaton juga menceritakan dan memaparkan keadaan karajaan Majapahit, sejak berdirinya Majapahit oleh Raden Wijaya hingga keruntuhannya.

     3.      Konflik Interen dan konflik eksteren beserta penyebabnya

Konflik Internal dan penyebabnya

          Konflik interen dalam diri toko terdapat dalam tokoh ken Angrok, konflik batin yang dialaminya ialah saat harus menghadapi berbagai kenyataan bahwa ia memang harus melakukan kejahatan demi mendapatkan apa yang ia inginkan, termasuk mencuri, membunuh, merebut istri orang dan bentuk-bentuk kejahatan lainya. Dalam diri Toko Ken Angrok serat intrik yang mendapat dukungan dari  tokoh-tokoh lain yang berada di belakangnya.

            Tokoh Ken Angrok memang merupakan tokoh yang dapat dikatan sebagai Antagonis (jahat) dan rela menghalalkan segala cara untuk memenuhi ambisinya, termasuk mencuri, membunuh Mpu Gendring dan semua orang yang mengahalangi niatnya (bahkan orang yang tidak berdosa sekalipun), merebut Ken Dedes, istri Tunggul Ametung dan kejahtan-kejahatna yang lain. Anmun hati nuraninya masih sedikit berfungsi, hal ini dibuktikan dengan perlakuan Ken Angrok kepada mereka, siapapun yang membantu dan menaruh belas kasihan kepadanya dulu, saat ia sedang menderita, semua dipanggil dan diberi perlindungan serta diberi balasan atas jasanya. Misalnya kepada Bango Samparan dan anak-anak pandai besi Mpu Gandring di Lulumbang, yang diberi hak istimewa dan dibebbaskan dari kewajiban di dalam lingkungan batas jejak bajak beliungcangkulnya. Adapun anak Kebo Ijo disamakan haknya dengan anak-anak Mpu Gendring. 

Konflik Eksternal dan Penyebabnya

           Konflik Eksternal yang terdapat dalam Kitab Pararaton juga tidak terlepas dari masalah sosial dan perebutan kekuasaan. Di dalamnya begitu serat dengan intrik untuk memenuhi keinginan dan ambisi hingga segala carapun dilakukan, termasuk uasaha saling bunuh membunuh antar saudara. Namun bukan hanya sekadar itu, konflik sosial yang terjadi juga mengandung gagasan tentang bagaimana kekuasaan direbut, dikelola, dan dipertahankan. Bahkan lebih dari itu, Pararton memuat nilai-nilai kebenaran klasik mengenai perbuatan manusia dan segala akibat yang ditimbulkanya. Inti konflik eksteral dalam kitab ini adalah perebutan kekuasaan bahkan juga perang saudara yang saling bunih membunuh.

     4.      Amanat apa yang terdapat dalam Kitab Pararton

Amanah serta pesan yang dapat diamil dari Kitab Pararon ialah bahwa dalam hidup, karma, dan pembalasan atas setiap perbuatan yang telah dilakukan pasti akan selalu ada, bahkan dalam konsep filosofi Jawa mengatakan “Sapa nandur bakal ngundhuh” Siapa yang menanam ia kan menuai, entah itu kebaikan maupun keburukan. Konsep Karmapala hingga saat ini masih teguh dipercayai oleh orang Jawa. Memang balasan tersebut tidak langsung diterima oleh orang yang bersangkutan, namun bisa saja dialami oleh anak cucu meraka.

Pandangan hidup orang Jawa tersebut, tetap diperankan dalam kerangka kayakinan religius, yakni percaya pada keadilan Tuhan. Sikap itu diterima dengan keyakinan “Gusti ora sare” Tuhan tidak tidur yang berarti tetap melihat tingkah laku manusia sehingga kenbenaran dan kebaikan seseorang tetap dalam pantauan dan perhitungan Tuhan. Oleh sebab itu dalam hal tendensius orang Jawa tetap memiliki pandangan jujur mujur . bahkan orang Jawa menyadari bahwa kebaikan dan kejahatan akan mendapatkan balasan yang seimbang sesuai dengan keyakinan kumalat atau karma. Dengan demikian, seharusnya orang tetap berprilaku sesuai dengan norma-norma sosial dan religius yang dikendalikan dengan eling waspada agar menjadi manusia utama yang berbudi luhur.

Namun lebih dari itu, bahwa segala  alam beserta isinya terjadi karena pengusahaan dan pengorbanan. Tidak ada yang instan diperoleh. Sama halnya Ken Angrok yang berambisi memperoleh kekuasaan namun juga harus menerima ganjarannya. Semua usaha memerlukan pengorbanan dan itu adalah kunci utama. Seperti halnya kalimat “jer basuki mawa beya” (Semua keberhasilan membutuhkan pengorbanan) sama halnya dengan kehidupan dan kebahagiaan yang butuh kerja keras. “manungsa dhemen enak lan kepenak, nanging kudu nukoni kangelan dhisik.  Semangat jer basuki mawa beya inlah yang akan meningkatkan keikhlasan berkorban dengan biaya, darah, dan air mata.

Aini Machmudah
Sastra Jawa 2011 Unnes

Tidak ada komentar:

Posting Komentar