Pages

Selasa, 09 Juli 2013

SEPENGGAL KISAHKU TENTANG SANG TEDUH

"Bukan untuk sembarang hati
Aku katakan ini
Sungguh aku cinta kamu
Bukan untuk sembarang hati
Aku katakan ini
Aku rela berlelah untukmu"

Sepenggal rasa dari goresan hidup Gunung Merbabu

AKU MENCINTAI MU (27/01/13)

Kamu bahkan tak pernah tau, bagaimana aku dan malam-malamku berlalu.Kamu bahkan tak pernah perduli, bagaimana perjuanganku untuk menahan tangis saat bibirku berkata "nggak papa, semua baik-baik saja.Kamu nggak pernah tahu itu semua (ahhhhh ku galau)

Dan lagi, kau selalu membuatku bisa memaafkan rasa tangis yang bernanah kemarin. Rasa tangis yang hampir satu musim keluar bagai orang yang tak berlogika, satu musim yang benar-benar ada ribuan rasa di dalamnya, satu musim yang mengajariku banyak hal tentang malam, siang dan sisi lain kehidupan yang remang. Musim-musim itulah yang akan selalu ku kenang, akan slalu ku nanti datangnya, meski tak pasti apa ia akan benar-benar berkunjung ke dunia tropisku. Musim yang serasa indah jika di fikir di angan,musim yang akan membawa kesejukan jika ia benar-benar datang. Aku terus berharap, terus berdoa setidaknya agar musim itu memperlihatkan senyumnya kepadaku. Senyum indah yang ku harap bisa mengisi luka menahun. Aku benar-benar berharap akan hal itu. 69 (12/06/13)

Kamis, sekitar jam 11 dari balik jendela lantai 3 gedung perkuliahan yang berjarak 500 meter dari gedungmu, aku melihatmu, memandangimu dari kejauhan. Menikmati rasa rindu yang terpaksa mencair meski sebatas melihat tubuhmu yang berjalan, samar, remang, bahkan semu. Kamu tahu wahai hati? betapa bahagianya aku tadi namun itu hanya tadi, tadi yang berlalu, tadi yang tak akan pernah terulang kembali. Tadi dan selamanya akan tetap menjadi tadi. (13/06/13)

Ponselku bergetar, dengan tangan yang tak antusias aku mengambilnya "ah tak ada yang spesial" pikirku dalam benak, aku terlalu lelah berbasa-basi dengan mereka yang mencoba mendekatiku ,mereka yang mencoba menggantikan posisi 69 di hatiku. Namun, betapa terkejut dan tak percayanya aku, saat kubuka pesan singkat  itu isinya bebunyi "lagi opo NI?". NI?  kubaca lagi sebutan itu, NI? siapa lagi kalau bukan kamu yang memanggilku dengan sebutan itu? seketika kau tahu 69? melonjak hatiku, melambung bersama senyum bahagia dengan rasa tak percaya. Kau mengirimkan pesan untukku? Aku tak percaya

Bersambung....

1 komentar: