Beberapa jam yang lalu aku tertidur dan
bermimpi melihat seorang gadis yang duduk mematung di bawah pohon rambutan di
tengah malam. Ia mendekap sebuah buku dan membiarkan rambutnya yang panjang
tegerai menutup sebagian wajahnya. Saat itu, yang terdengar pertama kali olehku
adalah nafasnya tersendat-sendat. Aku mendekat dan diam-diam duduk di
sampingnya.
Ternyata ia sedang menangis, manangis, hingga
akhirnya terisak. Ingin rasanya aku menyentuh, meminjamkan bahu, atau bahkan
memeluknya, hanya sekadar untuk membantu meredam tangisannya, namun sumua urung
kulakukan. Aku hanya bergeming dan diam tak tahu harus melakukan apa.
Hingga akhirnya aku memberanikan diri untuk
membuka mulut. kalimat yang kuucapkan saat itu “Tenanglah !! Fungi akan
mengembalikan semua, organisme berbentuk jamur itu mampu hidup tanpa matahari.
Ia akan memulihkannya” Sedikit kata yang masih sempat aku ingat, namun
entahlah aku sendiri tak tahu apa maksudnya. Dan kemudian gadis itu mengangkat
dagunya, berdiri, dan tersenyum ke arahku. Ia melangkah dan berlalu pergi tanpa
berucap sepatah katapun, meninggalkan aku yang duduk terdiam dengan raut muka
penuh pertanyaan.
Wajah gadis itu, bukankah itu siluet wajah
yang aku kenal ? Wajah pertengahan Agustus lalu, saat asteroid berukuran besar
menubruk impian dan menyebabkannya hancur menjadi batu dan debu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar