Hakikat hidup sebenarnya dapat dianalogiokan seperti salah satu huruf dalam alfabed, berawal dari huruf B menuju huruf D. B (birt) kelahiran, D (Death) kematian. Yah memang kita hidup didunia hanya dalam jangka waktu yang sesingkat itu, akan tetapi diantara huruf B dan D terselip Huruf C (Choise) artinya pilihan. pilihan yang akan memberikan warna antara B dan D. Seperti pepatah mengatakan bahwa hidup adalah pilihan, pilihan antara satu, dua, sembilan, atau bahkan duapuluh lima hal yang akan membuat kita lebih teliti dan cermat dalam menghadai hidup. Ibarat bermain dadu ada angka 1,2,3,4,5, dan 6 yang akan keluar dari pilihan yang kita ambil. Tak ada yang tau angka berapa yang akan keluar saat dadu itu dilempar, hanya satu yang jelas bahwa dari dadu tersebut pasti akan menyeringaikan salah satu diantara ke enam angka yang tertulis, tak mungkin akan keluar angka 7 atau 8 yang jelas-jelas tidak ada. Tapi dari keenam itu dapat diprediksi dengan menggunakn perhitungan statistika yakni peluang.
Analogi inilah yang kirana cocok jika dibandingkan dengan kehidupan manusia yang tak menentu. Susah, senang, terjatuh, merangkak dan bangkit seakan menjadi kegiatan sehari-hari manusia. Tak ada yang tau bagamana kehidupan kita untuk satu menit, satu jam, satu hari, satu minggu, satu bulan, bahkan satu tahun kedepan. Semuanya adalah rahasia dari sisi misteri kekuasaan Tuhan selaku pemilik segala makhluk dan alam semesta.
Ketidakjelasan itulah yang membuat manusia memiliki mimpi dan impian dalam hidupnya. Seperti pepatah mengatakan, bahwa hidup itu berawal dari mimpi. Mimpi dengan balutan harapan yang membuat manusia untuk tetap berusaha dan beriktiar. Memang benar bahwa setiap manusia yang hidup didunia sudah digariskan jalan hidupnya oleh Tuhan, kapan ia lahir, dalam wujud peremuan atau laki-laki, jodoh, bahkan tanggal kematiannyapun telah digariskan dan ditertulis rapi dilaut mahfud. Tapi Tuhan tetap menganjurkan umatnya untuk berusaha dan beriktiar sesuai dengan kemampuanya. Itulah yang akan membadakan kualitas hidup manusia. Tuhanpun sebenarnya tengah bermain catur dengan kehidupan kita. Dia menggerakkan bidak-bidaknya bernama tantangan, cobaan dan godaan, kemudian duduk kembali melihat reaksi kita. Jadi buatlah langkah terbaik sebelum Tuhan memberi kita Skak Mat.
Layaknya sebuah telur dalam proses penetasanya, manusia juga mengalami proses hidup yang panjang dalam rangka mencapai kebahagiaan yang kemudian sering disebut fase kesuksesan. Telur membutuhkan waktu, membutuhkan kestabilan suhu, kebersihan telur dll, bergitu juga kesuksesan manusia, banyak syarat yang harus ditempuh. Artinya bahwa kesuksesan tak kan pernah datang dengan mudah tanpa melalui persyaratan dan proses panjang yang melelahkan, terjatuh saat menginjak lubang, merangkak karna tak kuat berdiri, berjalan tertatih, terjatuh kembali, bangkit kembali dan begitu seterusnya, tapi kegagalan itulah yang akan membuat manusia menikmati indahnya keberhasilan yang diperoleh dengan susah payah. Sukses memang bukan tujuan akhir, akan tetapi melalui kesuksesan itu diharapkan manusia mampu berangkat menyongsong hidup kedepan yang lebih abadi yakni akhirat. Tuhan tidak menurunkan takdir begitu saja. Tuhan memberikan takdir sesuai dengan apa yang kita lakukan. Jika kita maju dan berusaha, Tuhan akan memberikan takdir kesuksesan. Jika kita lengah dan malas, maka Tuhan akan memberikan takdir kegagalan.
22- 07-2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar