Kemarin masih ku dengar suaramu
Ditengah gigilan ion-ion tubuh
Memercikkan belai lembut dari sisa hujan
Yang nyata–nyata deras namun tak
berbekas
Kemarin.
Kemarin
masih juga terdengar olehku
Hembusan
nafas halus
Keluar
dari wajah redup itu, sayang
Senyum
dan tawa renyah
Bersanding
di tikungan sebelah
Dekat
rel kreta berkolah
Namun,
kini
Tak
lagi terdengar olehku, sayang
Kala
malam merenggut candamu
Menyisihkan
senyum manis untuk esok
Lembaran
episode singkat
Selamat
tidur adikku
Nikamtilah
malammu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar