Pronomina
atau kata ganti yaitu kata-kata yang referennya berubah-ubah. Miasalnya kata “aku” akan berubah tergantung kepada
siapa yang berbicara. Jenis kata ini termasuk deiksis (Subroto, 1991:31)
I.
CIRI
PRONOMINA (KATA GANTI)
1. Pronomina
merupakan kategori tertutup dan anggotanya terbatas jumlahnya.
Pronomina ini digunakan untuk menggantikan beberapa kategori yang lainya, yaitu
nomina (kata kerja), adjetiva (kata sifat), adverbia (kata keterangan), dan
numeralia (kata bilangan).
2. Pronomina
cenderung bersifat ikonik (penggunaan nama disesuakan dengan lokasi).
3. Pronomina
dapat mengacu informasi yang berada di luar tuturan dan dapat pula mengacu pada
bagian wacana sebelumnya yang telah
diturunkan.
II. KLASIFIKASI PRONIMINA
Pronomina
dibagi menjadi 3 subkategori berdasarkan jenis unsur teracunya, yakni:
1.
Pronomiana
Persona (Sesulih Purusa)
Pronomina
persona atau kata ganti orang berkaitan dengan manusia yang terlibat baik
langsung maupun tidak langsung dalam berbahasa, yaitu:
Persona pertama (Utama Purusa) digunakan untuk menggantikan orang pertama (kata ganti orang
pertama).
Persona kedua (madyama purusa) digunkan untuk
menggantikan orang kedua (kataganti orang kedua).
Persona ketiga (pratama purusa) digunakan untuk kata
ganti orang ketiga.
Pronomina
Persona
|
Tunggal
|
Jamak
|
Persona
Pertama
(Utama Purusa)
|
Aku
kula
ingsun
awakku
kene
adalem
abdidalem
dan
kawula
|
Kawuala
Kita
(Ditambah dengan kata Kabeh / sedaya)
|
Persona
Kedua
(madyama purusa)
|
kowe,
jengandika
ndika
nandalem
samang
awakmu
kono
sira
sliramu
slirane
sampeyan
panjenengan
|
Kowe
kabeh
Panjenengan
sedaya.
|
Persona Ketiga
(pratama
purusa)
|
Dheweke
Dheke
Dheknene
Kana
piyambake
panjenengane,dan piyambakipun.
|
Dheweke
kabeh
Panjenengane
sedaya
|
Pronomina
persona memiliki imbangan bentuk pronomina posesif (tembung sesulih pandarbe) yang dapat dibedakan menjadi dua: yang
terletak di depan dan di belakang. Sesulih
pandarbe / pronomina posesif di depan disebut proklitik dan sesulih pandarbe dibelakang disebut
enklitik.
Pronomina
Persona
|
Prokliti
|
Enklitik
|
Aku
|
Dak-/tak-
|
-ku
|
kowe
|
Ko-/kok-, mang-
|
-mu
|
dheweke
|
di-
|
-e /-ne
|
Contoh:
Aku
maca takwaca wacananku
Kowe
maca kokwaca wacananmu
Dheweke
maca diwaca wacanane
Pronomina
posesif (sesulih Pandarbe) yang
termasuk klitik kebanyakan hanya ada di dalam ragam ngoko. Sedangkan apabila telah masuk kedalam bahasa krama, ater-ater tripurusa (dak-,ko-,di-) tersebut akan berubah
kedalam bentuk semula. Misalnya:
Dak-
dalam bahasa krama akan berubah menjadi kula, dan tebung kok-/ko-, mang-, -mu di
bahasakrama akan berubah menjadi panjenengan.
Klitik –mu terkadang juga dapat
berubah menjadi tembung ingkang.
Contohnya:
Segane
wis dakpangan → Sekulipun sampun kula tedha.
Segane
wis kokpangan → Sekulipun sampum panjenengan dhahar
2. Pronomina Demontratif (Sesulih Panuduh)
Pronomina
demontratif atau kata ganti penunjuk merupakan kata yang
menunjukkan nama barang atau memberi tahu salah satu bab. ini berkaitan dengan penunjukan
terhadap banyak hal.
·
Pertama, dengan subtansi tertentu,
sehingga muncul pronomina demonstratis subtatif (iki, kuwi).
·
Kedua, dengan tempat tertentu, sehingga
muncul pronomina demontratif lokatif (kene,
kono, kana).
·
Ketiga, dengan peran tertentu, sehingga
timbul pronomina demontrasif deskriftif (ngene,
mangkene, ngono, mengkono).
·
Keempat, dengan waktu tertentu, sehingga
timbul pronomina demontratif temporal (saiki,
mengko).
·
Kelima, dengan ukuran, sehingga muncul
pronomina demontratif dimensional (semene, semono)
a.
Pronomina
demonstratif subtantif ( Panuduh Lumrah )
Pronomina
ini sebagi pembaku hubungan antara pembicara dengan subtansi yang diacu. Hubungan yang dimaksud
adalah hubungan jarak dekat, agak dekat, agak jauh, cukup jauh. Bentuk katanya adalah sebagai berikut:
Ngoko krama
krama
Tak
baku
Dekat iki, (kiye) niki punika/menika ini
Agak jauh (iku), kuwi niku punika/menika itu
Cukup jauh (ika), kae nika punika/menika itu
Selain
ketiga jenis diatas ada pula jenis
netral terhadap hubungan jarak jauh-dekat yaitu pronomina demontratif anu, yang muncul sebagai pronomina
karena sulitnya meneyebut kata yang diganti oleh kata anu itu. kata anu juga
dapat dapat digunakan untuk salah satu bab yang belum jelas karena yang dibahas
lupa. Dalam penggunaan yang sesungguhnya, anu
sering dipakai bersama-sama dengan apa kuwi, apa jenenge.
b. Pronomina demontratif lokatif ( Panuduh Papan )
Pronomina
subkategori ini pun terbagi menjadi tiga berdasarkan kedekatan jarak dengan
pembicara:
Dekar kene ‘sini’ rene/mrene ‘ke sini’
Agak jauh kono ‘situ’ rono/mrono ‘ke
situ’
Cukup jauh kana ‘sana’ rana/mrana ‘ke
sana
c. Pronomina Demontratif Deskriptif ( Panuduh Perkara)
Pronomina
jenis ini terbafi menjadi 3 macam, berdasarkan kedekatan jarak dengan
pembicara. Hanya saja pengertian jarak disini tidak harus bersifat indrawi,
kasat mata, mengacu padalokasi tertentu. Jarak itu dapt bersifat psikologis,
mengacu padaperistiwa yang sedang, baru saja, atau sudah lama berlalu, akan
tetapi dapat dihadirkan kembali dalam kenangan dan bayangan penutur. Berikut
ini adalah daftarnya (lajur kiri bentuk ngoko,
lajur kana bentuk krama)
Dekat ngene, mengkene ngaten, mekaten begini
Jagak jauh ngono, mengkono ngaten, mekaten begitu
Cukup jauh ngana, mengkana ngaten, mekaten begitu
Pronomina
ini memeiliki kata dasar berupa kene-kono-kana
yang juga berkaitan dengan pronomina
demontratif lokatif. Menegnai bentuk kramanya yang hanya ada satu macam, yaitu ngaten dan mekaten agaknya berkaitan dengan bentuk ngana, mangkana yang diubah sesuai pola pengubahan ana- wonten, dina-dinten
d. Pronomina Demontratif Temporal ( Paniduh Wektu)
Jenis
pronomian ii berkaitan dengan dua hal yakni titik waktu tertentu dan jangka
waktu tertentu.
K
e
b
e
l
a
k
n
g
K
e
d
e
p
a
n
|
Cukup jauh
|
Ndisik rumiyen dahulu
|
|
Agak jauh
|
Setelah dua hari
|
Ndek
emben kala emben kemarin
lusa
|
|
Dua hari
|
Wingine winginipun
kemarinnya
Wingenane wingenanipun
|
||
sehari
|
Wingi kala
wingi kemarin
|
||
Agak dekat
|
Dalam hari yang sama
|
Mau kala wau tadi
|
|
dekat
|
Samenika sekarang
Saiki sapunika kini
Samenngko samangke saat ini
|
||
Agak dekat
|
Dalam hari yang sama
|
Mengko mangke nanti
|
|
Agak jauh
|
sehari
|
Sesuk mbenjing besuk
|
|
Dua hari
|
Sesuke mbenjingipun besuknya
|
||
Setelah dua hari
|
Sukmben mbenjing
emben besuk lusa
|
||
Cukup jauh
|
Mbesuk mbenjing kelak
|
e. Pronomina Demonstratif dimensional
Jenis pronomina
ini berkaitan dengan dengan kadar ukuran ini pun juga dibagi tiga:
Dekat semene semanten sekian ini
Agak jauh semono semanten sekian
itu
Cukup jauh semana semanten sekian
itu
Ket
Bentuk
dasar : mene, mana, mana
Berkaitan
dengan kadar ukuran memungkinkan kata itu ada bersama-sama dengan kata penunjuk
panjang, lebar, luas, tinggi, besar, berat, jauh, dalam, isi, jumlah dan yang
lain. Misalnya dikombinasikan dengan: dawane,
ambane, dhuwure, gedhene, abote, adohe, jerone, kebake, akehe. Dan
dimungkinkan ada semana bersama nalika, yakni nalika semana, namun tidak ada nalika
semene dan nalika semana.
Penyelarasan bentuk antarpronominal
demontratif dalam pembentukan frase pronominal. Subkategori
pronomina demonstratif dapat membentuk frase dengan unsur pronomina
demonstratif itu sendiri.
Aku
iki - aku kuwi, aku kae
Kuwe
kuwi - kowe iki, kowe kae
Mau
kae - mau iki, iki mau, mau kuwi
3. Pronomina Introgatif
Pronomina
ini berkaitan dengan pertanyaan. Dalam hal ini, pertanyaannya dapat
dikembalikan kepada pronomina subkategori yang pertama, yaitu persona, dan yang
kedua, yaitu demontratif.
Berikut
adalah daftarnya:
1. Berkorespondensi
dengan persona: sapa, sinten.
2. Berkoirespondensi
dengan demontratif.
Apa punapa, menapa apa
Sing endi ingkang pundi yang
mana
Endi pundi mana
Neng endi wonten pundi di
mana
Nyang endi dhateng pundi ke
mana
Kepriye,
piye kados pundi bagaimana
Kapan mbenjeng menapa kapan
Pira pinten berapa
Sepira sepinten seberapa
Pronomina
introgatif dapat juga digunakan dalam kalimat bukan jenis tanya. Dalam hal ini,
pronomina introgatif berstatus menjadi pronomina petunjuk ketidaktentuan.
Misalnya: aku ora ngerti apa sing
dijupuk.