Pages

Selasa, 09 Juli 2013

Numpang (men)Coret(an) Hati


“Kembali ke Peraduan” Altertatif sederhana nan ampuh untuk sedikit meregangkan pikir dari kemelut dan asap ujian hidup yang mengepul, semakin hitam dan kelam. Masa-masa sulit saat diri tersungkur di tempat yang sama, bukan hanya sekali.  Bahkan air keruh pun ternyata lebih dominan mengisi gelas hati yang retak. 

Jika nasi telah menjadi bubur, maka jalan satu-satunya adalah tetap menikmatinya, setidaknya bersyukur dengan bubur itu kita masih dapat merasa kenyang dengan memakannya. 

Dan ketika segalanya telah menjadi angin, biarkan ia berhembus menjauh. Tak ada celah dari botol dapat dimasuki  oleh angin. Kerapatan yang terlalu menggalihkan perhatian. Fokus yang kabur oleh bayang semu dari rasi bintang yang takut menunjukkan mimpinya.

Yah seperti itulah kehidupan, kehidupan memang tak selalu putih, tak juga selalu berwarna dengan bunga.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar